Kamis, 25 Agustus 2011

Lagu Lady Gaga Hingga Katy Perry Akan Dilarang di China

LONDON - Lady Gaga, Katy Perry merupakan sebagian musisi yang beberapa lagunya akan dilarang diperdengarkan di China.

Para pejabat China memasukkan musisi internasional itu ke dalam deretan 100 lagu yang masuk dalam daftar hitam situs musik disana. 100 lagu tersebut harus dihapus pada 15 September mendatang, karena lagu-lagu tersebut dianggap memiliki selera yang jelek dan isinya yang terlalu vulgar.

Lagu I Want It That Way milik Backstreets Boy, Katy Perry dengan lagunya Last Friday Night dan Beyonce Knowless dengan Run The World (Girls) juga masuk dalam daftar hitam lagu yang harus dihapus, demikian dilansir dari Digitalspy.com, Kamis (25/8/2011).

Lady Gaga sendiri menjadi artis yang berada diurutan puncak daftar tersebut, sebab dia memiliki sekitar enam lagu yang harus dihapus dari situs-situs musik di China. Keenam lagu tersebut adalah The Edge of Glory, Hair, Judas, Marry the Night, Americano dan Bloody Mary.
Pemerintah setempat juga memberikan peringatan kepada pemilik situs jika tidak menghapus lagu-lagu yang telah disebutkan sampai tanggal yang telah ditetapkan kecuali pemilik lagu yang bersangkutan telah meminta persetujuan dari Kementerian Budaya di China.

Sebelumnya China juga telah melarang Oasis tampil disana terkait dengan gerakan yang pernah diserukan oleh mereka 'Free Tibet Movement'. Guns N' Roses pun mengalami hal serupa karena judul albumnya yang bertajuk 'Chinese Democracy'.


Sumber :

Alasan Drive Pilih Takaeda Gantikan Anji

JAKARTA - Mencari vokalis baru diakui grup band Drive bukan persoalan yang mudah. Namun kini Drive telah mendapatkan Takaeda pengganti Anji. Kira-kira apa yang membuat Drive jatuh hati pada vokalis ini?

“Kita enggak lagi mikirin soal musik, tapi sekarang dalam pencarian vokalis kita benar-benar mikir untuk kedepannya kayak nantinya dia akan sombong atau enggak, cocok atau enggak. Kita cari yang berpotensi untuk menjadi teman dekat kedepannya dan kita juga mikir kira-kira nanti dia mau solo karir atau enggak,” terang Budi saat berbincang dengan okezone, Selasa (23/8/2011).

Menurut gitaris Drive ini, perpecahan dalam sebuah band bukan hanya terjadi karena musik yang sudah tidak sejalan lagi, namun juga karena ada ketidakcocokan dengan personilnya.

“Karena kita mengalami banyak banget hal yang terjadi kemarin. Kita ngeliat sekarang bukan lagi karena musik. Banyak yang bisa terjadi kayak gontok-gontakan yang enggak jelaskan makanya cari yang bener-bener cocok secara personal,” ungkap Budi.

Sepertinya ada rasa trauma?

“Bukannya trauma sih, jadinya kita pengen bikin sesuatu yang lebih jelas aja. Mendingan kita list apa kelebihan dan kekurangan. Kita logis aja waktu memilih mereka kemarin itu,” ungkapnya.

Sumber :

Dewi Persik 'Kawin Siri' dengan Posan

JAKARTA - Dewi Persik diam-diam sedang mempersiapkan Kawin Siri dengan mantan personel Kotak, Posan.

Tapi tunggu dulu, Kawin Siri yang dimaksud ini adalah sebuah single yang akan dikeluarkan oleh Dewi Persik setelah Lebaran dan Posan bertindak sebagai pencipta sekaligus produser lagu tersebut.

"Sebenarnya ada dua lagu yang aku buatin untuk Dewi Persik, Kawin Siri dan Bayangan, punyanya Iram U-Camp. Ini juga enggak lepas dari mas Dhani, dia kasih kepercayaan ke aku untuk garap singlenya Dewi Persik. Tadinya sih yang mau dikeluarin duluan yang Bayangan, tapi mas Dhani bilangnya yang Kawin Siri saja," beber Posan kepada okezone di Aksen Studio, Pinang Ranti, Jakarta, Rabu (24/8/2011).

Untuk musiknya sendiri Posan mengatakan bahwa lagu tersebut lebih bernuansa rock, namun ada sedikit sentuhan Arabian atau musik Timur Tengah.

"Nuansa distorsinya ada, karena tipe vokalnya dia itu rock, tapi ada warna musik Arabian ada juga di sana, karena yang aku tahu seorang Dewi Persik itu kan jogetnya bagus. Jadi itu jangan dilewatkan. Menurut aku sih enggak dangdut, lebih ke Arabian rock," ungkap drummer 'Winner' ini.

Dewi Persik menjelaskan, lagu Kawin Siri mengandung banyak pesan moral. Sebagai mantan pelaku nikah siri, artis yang akrab disapa Depe itu hendak mengajak para perempuan supaya menolak kawin siri.

"Jadi buat para perempuan jangan mau dikawin siri. Kawin siri itu enggak dapat apa-apa," pesan Depe.

Sumber :

Batok Kepala Utha Likumahuwa Akan Ditutup Titanium

JAKARTA - Upaya menggalang dana guna kesembuhan legenda hidup Utha Likumahuwa terus dilakukan para artis.

Tadi malam di FX Center, Jakarta Selatan, acara yang bertemakan ‘Charity Night Melody for Utha Likumahua’ dimeriahkan penyanyi Memes, Oddie Agam, Iis Sugianto, Tompi, Glenn Fredly, Mus Mudjiono, Rida ‘RSD’, Adjie Soetama, serta presenter Iwel 'Democrazy'.

Acara sampai pukul 22.00 berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp15 juta. Sudah beberapa kali teman Utha sesama musisi maupun di luar musisi terus tanpa henti berupaya mendukung Utha secara moril maupun materil. Demi kesembuhan si pelantun Puncak Asmara itu.

Rencananya, Utha akan kembali menjalani operasi di kepala pada 8 September nanti. Tengkorak kepalanya akan ditutup titanium.

“Bang Utha masih terapi untuk gulanya biar normal. Dia masih perlu operasi lagi buat nutup batok kepala sama titanium, batok kepalanya sudah enggak bisa dipakai lagi,” tutur Adjie Soetama.

Masih dalam proses penyembuhan, Adjie mengaku tak kuat menahan kesedihan melihat kondisi Utha.

“Saya enggak berani lihat, sebenarnya bang Utha sudah bisa pakai kursi roda, tapi takut kepalanya kena debu atau virus,” tuturnya lagi.

Debbie istri Utha sempat menceritakan awal sakit suaminya itu berawal tiga bulan sebelum sakit, Utha mengambil pekerjaan menyanyi tanpa henti mulai dari Ambon, Surabaya, Yogyakarta, Solo, dan akhirnya di Tanjung Pinang puncak kelelahan Utha yang akhirnya jatuh sakit dan langsung dirawat di Rumah Sakit Pekanbaru, Riau.

“Dia nyanyi sudah capek, tidak ada kru yang memainkan alat musik. Bang Utha main musik sendiri, dia capek main musik sendiri. Itu capek yang memebuat Om Utha drop, dan akhirnya sakit,” papar Debbie.

Sumber :

Katy Perry Umbar Payudara Lagi!

Katy Perry kembali mengumbar kemolekan tubuhnya. Kali ini, dia mengumbar bagian payudara kanannya di sebuah acara sekolah.

Ya, ini  merupakan bagian dari video klip terbaru istri Russell Brand itu berjudul Last Friday Night.
Di video klipnya, Katy berperan sebagai gadis 80an bernama Kathy Beth Terry yang tak dapat mengontrol dirinya sendiri, hingga memamerkan bagian payudara kanannya di acara sekolah.

Wanita 26 tahun itu juga terlihat bermain rollerskater untuk dalam perannya. Dan, bahkan pemilik nama lengkap Katheryn Elizabeth Hudson, kelahiran 25 Oktober 1984, ini, telah memposting karakternya tersebut di facebook.

Sebanyak 95 ribu pengguna facebook pun menyatakan suka terhadap karakter yang dimainkannya. Majalah musik Spin mengatakan, lagu baru Katy ini menceritakan sebuah 'malam kenakalan tiada akhir'. 

Ini single kelima yang akan diambil dari album ketiganya berjudul 'Teenage Dream', yang merupakan salah satu album terlaris di dunia.

Di tempat lain, Jessie J baru saja dikukuhkan sebagai pendukung 5 show yang akan dijalani Katy dalam tur dunianya, bertajuk California Dreams. Show tersebut akan dimulai pada November 2011.

Katy saat ini kembali ke  Amerika Serikat untuk tur. Sementara itu, video terbaru akan tayang perdana pada 14 Juni mendatang.

Sumber :

Album Solo Pongky Tak Berasa Jikustik atau TDC

JAKARTA- Pongky akan meluncurkan debut album solo dengan sentuhan yang berbeda dengan Jikustik dan The Dance Company (TDC).

Ia mengaku, dirinya sangat menggilai musik Richard Mark dan Bryan Adams. Inspirasi dari kedua musisi tersebut, membuat suami Sophie Navita, ini, mengemas lagu-lagu yang berjumlah 8 lagu yang mengisi album solonya berwajah country.

“Kalau sudah bicara Richard Mark dan Bryan Adams gue memang menggilai mereka banget, mereka kan punya lagu-lagu country dan gue suka banget. Album solo ini semuanya ada musik country-nya,” terang Pongky ditemui saat launching album milik istrinya, Sophie Navita, di Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Secara musikalitas, tentunya Pongky tak jauh dari warna Jikustik maupun The Dance Company. Namun ia mengungkapkan, untuk album solo ini, dirinya tak mau sama dengan band yang disebutkan tadi.

“Seharusnya memang bukan musik Jikustik maupun The Dance Company, makanya saya ambil benang merahnya musik country,” ujarnya

Sumber :

Selasa, 09 Agustus 2011

Linkin Park Kembali Sambangi Jakarta Bulan Depan

Linkin Park  Kembali Sambangi Jakarta Bulan Depan
Grup band aliran rock asal California, Amerika Serikat, Linkin Park (LP), dipastikan akan  menggelar  pada 21 September mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

"Persiapan kedatangan kelompok musik dari negeri Paman Sam itu sudah mencapai 80 persen," ungkap Lani   dari PT Prima Java Kreasi (Big Daddy Live Concerts Promotor) yang belum lama menggelar acara  Disneyland dan The Phantom of the Opera.

Grup band yang digawangi Chester Bennington, Rob Bourdon, Brad Delson, Dave Farrell, Joe Hahn dan Mike Shinoda itu sebelumnya pernah ke Indonesia pada tahun 2004.

Tahun ini Chester Bennington dan kawan-kawan kembali mengunjungi fansnya sekaligus memperkenalkan album terbarunya "A Thousand Sun" yang telah menduduki Chart pertama di Billboard top 200. Sebagai informasi, di Indonesia fans LP mencapai 2,4 juta orang, berada dideretan kedua  terbanyak setelah Amerika Serikat.

"Konser kali ini akan berbeda dengan beberapa waktu lalu dan LP sendiri ingin membuat program sosial dengan menyisihkan Rp10.000 dari setiap penjualan tiketnya untuk program Music for Relief, yakni sebuah program kepedulian yang antara lain diarahkan untuk bantuan bagi bencana gempa-tsunami Jepang," kata Lani.

Sikap sosial itu, kata Lani, merupakan bentuk apresiasi dari grup band tersebut atas kondisi Indonesia yang selama ini dikenal peduli antar sesama, termasuk pada bencana tsunami di Jepang.

Dari Situs Resmi Linkin Park diinfokan jadwal tour di berapa Negara di Asia Seperti Taipei, Hongkong, Korea, Jepang, dan Las vegas dan Indonesia.

Di Indonesia, kapasitas tempat yang ditawarkan sebanyak 25.000 penonton dengan harga tiket bervariasi dari Rp750.000 hingga Rp4000.000.
 

Kotak akan Gelar Konser di Hongkong

Meski dalam bulan Ramadhan ini  Kotak tidak  mengeluarkan album ataupun single religi, band penyabet penghargaan AMI Award ini  tetap mendapat kesempatan manggung  di Hongkong.

Dengan tiga personel, Tantri  (vokal), Chua (bas), dan Cella (gitar), Kotak akan berangkat pada 12 Agustus 2011 ke Hongkong dan selama lima hari akan menghibur para warga negara Indonesia di sana.

"Rezeki Kotak alhamdulilah masih ada di bulan puasa, walaupun tidak mengeluarkan lagu religi. Rezeki kan enggak mungkin ditolak, diterima saja. Jadi, jangan karena  enggak ngeluarin single religi, kita enggak manggung," ujar Tantri  di Jakarta.

Untuk penampilan pertama mereka itu di Hongkong, Kotak mengaku sudah menyiapkan konsep sajian mereka tersebut, yang masih mereka rahasiakan, kesiapan para personel, dan--yang tidak kalah penting--kondisi fisik para personel.

"Itu belum pernah kami coba. Tapi, insya Allah kalau misalnya sudah niat, jalankan saja. Karena, kalau misalnya ada kegiatan juga, jadinya kan enggak terasa, tiba-tiba sudah malam saja dan sudah magrib," lanjut Tantri, yang ternyata juga menyiapkan perbekalan makanannya, lantaran takut hidangan di sana tidak sesuai dengan selera lidahnya.

Sumber :

September, Tercatat 5 Konser Musik Cadas Digelar

Gemuruh suara musik cadas seperti masih akan terdengar hingga akhir tahun ini. Sejumlah Band mancanegara  datang silih berganti menggelar konsernya. Dan mereka memperoleh kepuasan tersendiri setelah tampil. Menurut mereka fans disini sangat "crowded" dan cukup loyal. Dibulan September nanti saja  bisa dipastikan sebagai bulan panas dengan gemuruh   band-band papan atas.Tercatat 5 even berskala internasional akan digelar di sini.

Dimulai di awal September, grup band veteran punk rock asal California, Amerika, Bad Religion akan menggelar konsernya. Meski belum pasti kapan dan di mana, namun Bad Religion telah memasukkan Jakarta di daftar turnya.

Berikutnya promotor yang selalu menangani musik rock, Lian Mipro akan mendatangkan grup band screamo asal Amerika, Alesana. Tak hanya itu dalam penampilannya nanti, Alesana juga akan didampingi oleh Set Your Goals asal Amerika. Konser ini nantinya akan digelar 17 September 2011 di Tennis Indoor Senayan Jakarta.

Event Alesana sendiri berbarengan dengan konser band punk asal Amerika, The Casualties yang digelar di Bulungan Outdoor, Jakarta.

Di hari yang sama, di bagian tengah pulau Jawa, tepatnya Solo, juga akan digelar sebuah event tahunan bernama Rock In Solo. Event ini dijamin bakal memuaskan penggemar metal Indonesia dengan mendatangkan 5 band metal dari berbagai negara dan band lokal yang menghentakkan kekaleman kota Solo.

Dan yang paling dinanti-nanti adalah konser Linkin Park. Untuk mengantisipasi banyak penonton yang datang, Gelora Bung Karno pun ditunjuk sebagai tempat konser pada tanggal 24 September nanti.

Wow sebulan yang padat dengan konser, dengan headline yang benar-benar wajib tuk ditonton. Sekarang kalian yang tentukan mana yang akan kalian datangi?

Sumber :

Indonesia Sumbang Museum Musik Etnik Spanyol

Indonesia menyumbangkan alat musik petik dari Nusa Tenggara Timur, Sasando dari Pulau Rote sebagai salah satu koleksi Museum Musik Etnik Barranda, Caravaca-Spanyol

Sekretaris III-Pensosbud KBRI Madrid, Krisnawati Desi Purnawestri mengatakan, Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso Asmady menyerahkan Sasando dari Pulau Rote kepada Direktur dan pemilik Museum, Carlos Blanco Fadol yang disaksikan Walikota Caravaca de la Cruz, Domingo Aranda Mu`oz.

Dubes Adiyatwidi Adiwoso Asmady menyebutkan Sasando yang disumbangkan kepada Museum Musik Etnik ini mempunyai sejarah tersendiri.

Menurut Dubes pada kesempatan pameran pariwisata terbesar di Spanyol, FITUR, yang diselenggarakan Januari 2011, sasando ini dimainkan pemetik sasando, Nicodemus Tenis, di hadapan Ratu Sofia yang tengah berkunjung ke stand Indonesia.

Ratu Sofia, tambahnya, sangat kagum dan sempat bertanya-tanya tentang alat musik yang unik dan sederhana, terbuat dari bambu dan daun lontar, namun menghasilkan suara yang sangat indah.

Demikian penjelasan dari Duta Besar RI ketika menyampaikan sasando kepada Carlos Blanco Fadol dan beberapa pejabat setempat serta pejabat KBRI Madrid.

Museum Musik Etnik Barranda yang terletak di Barranda, kota Caravaca, provinsi Murcia, Spanyol saat ini memiliki koleksi terbesar alat musik dari berbagai belahan dunia.

Di gedung dua lantai ini beberapa alat musik Indonesia yang telah menjadi koleksi Museum ini adalah satu set gamelan Jawa, angklung, dan Royal Kentongan/Kentongan Ageng (Kentongan tertua dari Jawa Barat).

Gamelan Jawa dan Kentongan Ageng merupakan koleksi-koleksi utama museum ini, yang menempati lokasi utama dalam Museum Musik Etnik Barranda.

Dengan ditambahkannya sasando ke dalam koleksi museum ini, diharapkan semakin memperkenalkan kekayaan Indonesia kepada masyarakat Spanyol dan Murcia khususnya.

Selain menyumbangkan sasando, masih dalam rangkaian kegiatan kebudayaan Indonesia di Murcia, Dubes meresmikan pembukaan pameran Gamelan Jegog Bali yang dilaksanakan di Gereja Compa`ia de Jesus, Caravaca de la Cruz.

Dalam acara pembukaan tersebut, Gamelan Jegog yang terbuat dari bambu dimainkan pemuda dan pemudi Caravaca dengan sangat baik, dipimpin oleh Carlos Blanco Fadol.

Suara gamelan yang menggema keluar dari gereja tua abad ke-16 tersebut telah mengundang masyarakat sekitar dan para turis untuk melihat acara inaugurasi pameran yang akan berlangsung hingga tanggal 30 September 2011 tersebut.

Menurut rencana gamelan Jegog ini akan dipamerkan di berbagai kota di Murcia secara bergilir.

Sumber :

Perpisahan dengan Label, The Changcuters akan Gelar Konser Tunggal

Perpisahan dengan Label, The Changcuters akan Gelar  Konser Tunggal
Mengakhiri masa kontrak dengan label Sony, grup band The Changcuters  berencana menggelar konser tunggal.
"Album 'Tugas Akhir' milik The Changcuters merupakan album perpisahan dengan label Sony Music Indonesia karena kontrak mereka sudah selesai",  ujar personel The Changcuters, Dipa,  di  Jakarta Pusat, Senin (8/8/2011).
Setelah kontrak dengan Sony usai, mereka belum tahu akan ke label mana lagi atau tetap bertahan di Sony. Namun yang terpenting bagi mereka adalah menyelesaikan semua kontrak yang sedang berjalan.

"Kita ada satu proyek yang masih direncanakan. Istilahnya buat menutup rangkaian album ini, kita mau bikin konser tunggal akhir tahun. Sudah ada omongan. Paling baru 10 persen. Ini masih mentah banget," papar Dipa.
The Changcuters mengaku sebelumnya pernah membuat konser tunggal pada 2006 di Bandung, saat masih menjadi band indie dan lumayan mendapat banyak penonton.

"Kita berlima punya ide ini. Ini memang rangkaian. Dulu waktu zaman masih indie, kita suka bikin konser tunggal. Tanpa sponsor, tapi pakai donatur. Lebih dari 15 ribu penonton hadir saat itu, di pelataran mal di sana," ujar bassist The Changcuters ini.

Meskipun ini menjadi sebuah album perpisahan dengan Sony Music, mereka membantah jika The Changcuters dianggap bubar.

“Enggaklah, kita enggak bubar. Kita lihat dua tahun ke depan, apa yang akan kita lakukan,” janjinya.

Sumber :

Jadi Musisi Jangan CENGENG...



Jadi Musisi Jangan CENGENG


 “ORANG YANG berhasil total, adalah orang yang pernah merasakan gagal total.” – JFK.

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, namun gagal bukan akhir segalanya. Dan bakal orang sukses adalah mereka yang bangkit segera setelah mengalami kegagalan. Ketika kesuksesan  berhasil diraih, prestasi ini bukan malah membuat terlena dan manja. Dalam kancah industri musik Indonesia, tidak sedikit penyanyi dan musisi yang menjadi manja setelah meraih kesuksesan.

Maka tidak heran bila banyak artis yang bangga dan sedikit arogan saat lagunya masuk chart, RBT-nya laris dan off-airnya mulai padat. Apalagi kalau sudah beberapa kali masuk televisi dan "road show" ke berbagai media, tidak sedikit yang merasa seperti superstar yang paling hebat.

Filsuf Niezstche pernah  berkata: Without Music, Life Would be A Mistake dan saya setuju pernyataan itu. Tapi musisi –siapapun dia—juga harus mengerti  apa yang dikatakan Presiden Amerika Serikat, JF Kennedy; "Orang yang berhasil, biasanya pernah merasakan gagal". JFK ingin mengatakan, tidak ada kesuksesan instan. Kalau pun itu teraih, jarang yang napasnya panjang. Apalagi yang tiba-tiba star-syndrom, biasanya akan cepat jatuhnya.

Musisi Era 90-an berbeda dengan era 2000-an. Saya masih ingat, Iwan Fals sempat nongkrong bareng bareng fans-nya, malah tukeran kaos, usai konser di salah satu kota di Jawa Tengah. Kemudian legenda Napalm Death –sang dewa grindcore dunia itu—memilih ngobrol bareng wartawan dan fans, usai preskon jelang konsernya di Jakarta, tahun 2005 silam. Mereka egaliter dan membumi, meski secara nama, Iwan fals dan Napalm Death amatlah besar.

Bagaimana dengan musisi sekarang? Meski tidak semuanya “sok artis”, tapi tidak sedikit yang  berlagak selebritis berjalan di red carpet, dengan gaya kepala mendongak, tidak liat kanan kiri. Padahal belum tentu karyanya disukai orang, diapresiasi orang, dibeli orang atau di-download orang. Menurut saya, ada beberapa analisa karakter yang bisa dibedah.

1.       Mental
Banyak musisi sekarang lahir karena kekuatan ekonominya. Artinya, menjadi musisi adalah ajang uji coba. Bisa beli alat, punya studio sendiri, anak kuliahan, disokong financial orangtua yang kuat. Karakter ini menciptakan mental musisi yang lembek dan manja. Semua maunya diurusin dan disuapin. Tidak punya kreativitas dan imajinasi, mau dibawa kemana masa depan karirnya sebagai musisi. Ketika sudah mentok dan  tidak berhasil profesi lain adalah pelarian.

 2.       Miskin Ide

Pasrah dengan label atau manajemennya saja. Padahal, menjadi musisi itu sebenarnya sedang belajar tentang kehidupan dan  tentu saja "mencebloskan" diri dalam industri kapitalisnya. Dalam sekolah kehidupan, kita ditempa mengerti orang lain, karena musik dimainkan bukan untuk diri sendiri, tapi juga untuk menyenangkan orang lain –sebut saja fans. Sekolah kehidupan itu juga berarti sabar. Sabar dengan proses,  tidak grusa-grusu, maunya cepet ngetop dan bisa langsung kaya. Sayangnya pula, banyak musisi yang miskin ide dalam banyak hal. Soal strategi promosi, meski ini memang tugas tim manajemen, tapi tidak  ada salahnya bukan musisi  mempunyai ide sendiri tentang ini, lalu  soal trend, soal lirik, soal kostum, soal manajemen  artis itu sendiri. Anggapan mereka, bermusik adalah “hanya” bermain musik. Seharusnya  memang begitu, tapi kalau memang bisa beride menarik dan brilian, why not?

 3.       No Cutting Edge ato Takut Cutting Edge?

Ketakutan “miskin” dan gagal di industri musik, membuat banyak musisi baru - dan yang laman, merasa tidak perlu berinovasi dalam karya musiknya. Ikut arus dan tren adalah cara yang paling aman untuk bertahan. Atau dalam istilah kawa-kawan saya adalah “melacur” saja. Salah? Ya tidak juga, karena itu pilihan kok. Tapi kalau targetnya adalah bermusik untuk napas, jiwa dan eksistensi hati, pilihan aman itu adalah kebodohan. Cutting Edge jelas bukan pilihan, karena musik-musik ini, meski  dianggap lebih berkualitas, tapi lebih sering disebut-sebut sebagai “musik tidak laku!”  Nah lo… !
 

Ribuan Penonton Terpuaskan dengan Aksi Helloween


Ribuan Penonton Terpuaskan dengan Aksi Helloween Penantian band cadas ini memang sangat ditunggu-tunggu. Meski Ancol diguyur hujan Helloween tampil dengan atraksi panggung yang lincah. Diawal pembukaan, band asal Jerman itu langsung memainkan Are You Metal dan Eagle Fly Free.  Para penonton  fanatik tak kalah heboh, mereka ikut menyanyikan syair Helloween.  Satu persatu lagu meluncur dan ribuan penonton yang hafal ikut mendendangkan, seperti Eagle Fly Free, March of Time,  dan  Sinners. Lebih seru lagi, aksi drum solo oleh Dani Loble, drummer berumur 38 tahun, ikut memanaskan suhu panggung Ancol yang basah. 
Setelah lagu kelima I’m Alive , hujan turun cukup deras. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat lautan manusia di malam terakhir festival rock terbesar se-Asia Tenggara itu. Hingga akhirnya hujan berhenti tepat sebelum lagu Future World  dilantunkan, semangat Helloween dan juga para penonton semakin membara.

Sepanjang penampilannya, Helloween membuai para penonton dengan bunyi dobel pedal, dobel gitar solo, dan tentu saja teriakan dan lengkingan suara vokal khas Andi Deris. Michael Weikath dan Sascha Gerstner sang gitaris pun berkali-kali maju ke lidah panggung, bergaya dan memamerkan kepiawaian jemari mereka memetik alat musik bersenar enam itu, dan sesekali Markus Grosskopf sang bassist tak mau kalah.

Boleh dibilang konser Helloween di hari terakhir Java Rockin’ Land (24/7) ini adalah konser yang damai dan lancar. Pasalnya, sebagian besar penonton adalah orang dewasa, sehingga fenomena berdesak-desakan tidak terjadi, tanpa mengurangi sedikitpun esensi sebuah konser power metal. Para penonton tetap berteriak-teriak bersama, mengacungkan jari telunjuk dan kelingking untuk mengekspresikan apresiasi mereka, serta melompat-lompat hingga Pantai Carnaval Ancol berguncang.

Akhirnya, Helloween tiba di penghujung konser dan membawakan  Dr, Stein dan I Want Out sebagai hidangan penutupnya. Meskipun “Power”, salah satu lagu yang cukup dinanti-nanti tidak dimainkan, penampilan Helloween malam itu tetap menghibur dan sangat menyenangkan.

Sumber :

TERBELENGGU DEPRESI - Hasutan Psychedelic Dari THE CORALS

Terbelenggu Depresi

MEREKA –Mbeng Danza [vokal], Fey 13 [gitar], Afryant 13 [bass], dibantu Bryan Wiiliam [drum]—menamakan dirinya The Corals [kependekkan dari The Coorporation Of Rock And Loud Spreader]. Band yang menyebut alirannya sebagai stoner rock. Buat kamu yang kebingungan apa itu stoner rock, mungkin bisa saya kasih gambaran.

Stoner rock  [atau  stoner metal] adalah sebuah subgenre dari heavy metal yang menggabungkan unsur psychedelic rock , blues-rock , heavy metal tradisional  dan doom metal. Tipikal musik stoner rock biasanya lambat di pertengahan tempo dan fitur-tuned gitar rendah,  suara bass berat, dan vokal melodius. Genre ini muncul pada awal 1990-an dipelopori di  California oleh band Fu Manchu,  Kyuss, Monster Magnet & Sleep. 

Dan The Corals merilis EP –mini album—bertajuk Terbelenggu Depresi yang mereka sebut album stoner rock.  Band lain yang mengklaim sebagai pengusung aliran ini adalah Suri. Tapi benarkah mereka adalah dedengkot yang memilih area stoner rock ini dalam arti yang sesungguhnya?

Merujuk pada definisinya, The Corals sebenarnya masih menyimpang dari sebutan stoner rock.  Saya setuju kalau lirik The Corals seperti Janji Sang Pembual, atau Terbelenggu Depresi, serta Romantika Dunia Maya, adalah lirik psychedelic. Karena mereka bertutur dengan cara gelap dan lirik yang memprovokasi pendengarnya untuk larut. Tapi vokal melodius? Hmmm, saya harus mengatakan tidak untuk karakter vokal Mbeng.
Cowok asal Bekasi ini masih menjadi bagian dari heavy metal dengan besutan speed music dan vokal yang masih terkesan main-main di pattern metal saja. Seperti pada track Janji Sang Pembual. Band ini langsung menyorongkan sound gitardi muka. Bass-nya kurang impressif, meski vokalnya bisa didengar lirik demi liriknya dengan jelas. Mbeng lebih cenderung marah, ketimbang menyanyi dan memprovokasi pendengarnya untuk jadi 'pengikutnya'.
Saya malah agak terganggu dengan track Realita Kota. Band ini tampaknya kudu bisa mengatur tempo lagu dan musiknya. Kehebatan musisinya bisa jadi buruk, ketika koordinasi hati, skill dan inter-personil kurang kuat. Lagu ini, tidak saya nikmati dengan apik. Melelahkan saat band ini bermain tanpa tempo, maunya hajar cepat. Pliss deh, kalian bisa bermain jauh lebih bagus dari situ.
Benar, kalau Mbeng disebut mencoba menyanyi dan bergerak cepat, tapi tetap memfungsikan lirik sebagai jualan lagu selain musikalitasnya. Kalau tipikal musik ini biasanya musisi tidak harus jago bikin lirik, karena toh tidak ada yang dengerin mereka bicara apa. Kelebihan band ini, lirik meletup dan tetap bisa disimak pesan-pesannya. Screamo Mbeng masih bisa dinikmati.
Yang saya suka dari band ini, mainnya –paling tidak dalam CD—rapi. Kemudian tidak terjebak pada homogenitas lirik. Ketika semua band –bahkan band yang disebut rock sekalipun—membuat lirik tentang cinta, The Corals memprotes dunia sekitarnya dengan lirik yang to the point. Menariknya lagi, pesan itu ternyata sampai pada fans-nya.
Mini album Terbelenggu Depresi  ini bukan album terbaik di area ini, tapi kenekatan mereka bersejajar dengan band-band yang sudah merilis album atau EP, jelas bukan perkara asal-asalan.  Yang perlu diperhatikan, pilihan bermusiknya harus konsisten. Kalau kelak “melacur” dengan genre yang berbeda lagi, berarti itu tanda-tanda band ini memang setengah matang saja.
Oh ya, saya lebih suka menyebutnya psychedelic rock, meski bukan tipikal "tinggi" dulu baru berkarya apik. Masuk ke stoner rock,malah belum nyampe nih. Kuncinya: konsisten!

Sumber :

Metal dalam Genggaman Srikandi

Para srikandi pun tidak kalah indah saat bermain di ranah genre yang keras itu. Kualitas musik racikan mereka juga tak kalah menggaung. Kondisi ini juga memberi sumbangsih telah terjadinya persaingan sehat pada ranah musik dalam lima tahun terakhir.
"Ini yang membuat perempuan sekarang semakin maju. Bahkan, sudah banyak yang menggeluti band sebagai profesi," ujar vokalis Queen-fireworks Saira Syaharani Ibrahim di Jakarta, pertengahan pekan ini.
Lewat era keterbukaan, ada nuansa yang berbeda. Bahkan, musisi perempuan telah mengalami ketenaran yang menggila. Keberadaan musisi perempuan pun tidaklah sulit ditemukan sekarang. Sebut saja, Prisa Adinda Arini Rianzi.
Ia begitu menguasai permainan gitar secara apik. Musik beraliran metal yang ia hasilkan dari senar gitarnya merupakan hasil inspirasi dari beberapa idola kelompok musik dunia.
Di antaranya, God Forbid, Trivium, Shadows Fall, Lambof God, Killswitch Engage, Mega-deth, Slayer, The Black Dahlia Murder, dan Unearth.
Gadis kelahiran Jakarta 6 Januari 1988 itu sempat terpilih menjadi gitaris band Sheila On 7 sebagai additional player untuk promo album SO7 di bulan Juli 2006. Begitu pula Prisa, juga sempat menjadi gitaris J-Rock untuk lagu Kan Curi Lagi pada Agustus 2007.la pun langsung melejit sehingga ia lebih fokus bermusik secara profesional. Pada Juli 2008, Prisa langsung merilis album solo perdananya bertajuk Prisa.
Tak berbeda jauh dengan Tashea Nicole Delaney. Bermula saat mendengarkan musik metal di waktu luangnya, ia pun jatuh hati. Beberapa band classic rode seperti Led Zeppelin, Skid Row, hingga Motley Cme, ia pelajari. Tak ayal, ciri khas musiknya sangat kental dengan corak metal.
Gitaris kelahiran Jakarta 10 Juli 1988 ini pun belajar secara autodidak. Barulah pada 2003, ia mendirikan band Painkiller melalui dapur rekaman berla-bel indie.
Warna musik gitaris berdarah Texas-Medan itu bisa didengar dalam album kompilasi Metalik Klinik 9. Pada 2008, Tashea didaulat menjadi mentor lagu berbahasa Inggris milik band Radja. Ia pun turut menjadi model video klip Saina-Sanw Suka milik lan Kasela.
Gitaris lainnya, yaitu Josephine Soegijanty alias Jojo Draven. Memang, nama Jojo kurang dikenal di Tanah Air ketimbang di luar negeri. Me-mulai karier menjadi keyboardist beberapa band rock.
Namun, ia harus hijrah ke Amerika Serikat untuk menggeluti ilmu musik di Musicians Institute, Hollywood, California,
Pada 1996, Jojo bergabung dengan bond cewek. Phantom Blue. Ia menggunakan nama aslinya, Josephine, hingga akhirnya pada 2001 band ini bubar. Jojo kembali bangkit sekaligus menggandeng pemain drum Linda McDonald, vokalisjenny Warren, basis Melanie Sisneros, dan gitaris Sara Marsh (mantan personel Bandit) membentuk sebuah tribute band bernama The Iron Maidens.
Kelompok ini merupakan band tribute perempuan satu-satunya di dunia kepada Iron Maiden. Di band ini, ia menjadi Adrienne Smith, versi wanita gitaris Iron Maiden, Adrian Smith. Jojo juga pernah meraih Rock City Awards sebagai best female guitarist.
Perkembangan
Tak dipungkiri, perkembangan perempuan di kancah musik cadas dari rock hingga metal terus berkembang. Namun, siapakah penyanyi rock perempuan pertama di Indonesia?
Pertanyaan ini masih sulit dijawab. Mungkin, Sylvia Saartje dapat menjadi jawabannya. Ia sudah terkenal sebelumistilah lady rockers naik daun di dasawarsa 1980-an. Saat itu, sederet sosok bisa dihitung.
Sebut saja Nicky Astria, Nike Ardilla (alm), Mel Shandy, Yosie Lucky, Ayu Laksmi, hingga Atiek CB, yang begitu tersohor.
Sylvia adalah penyanyi rock berdarah Maluku-Belanda. Suara maestro kelahiran 15 September 1957 di Amhem, Belanda, ini sangat melengking.
Bagi penggemar rock era 1970-an, Sylvia-kerap disapa Jippie-memiliki suara yang berkarisma. Tak mengherankan jika ia bisa bersaing di panggung rock yang saat itu lebih didominasi para pemusik lelaki.
Kini, musisi perempuan tidak bisa disepelekan lagi. Beberapa nama seperti Cameria Happy Pramita (The Virgin), Swasri Sabdastantr (Kotak), Qotrun-nada Fitriana (SHE), hingga Tjut Faranissa Bachrumsyah (Omelette) patut mendapatkan apresiasi.
Para perempuan ini membuktikan, ranah rock di Tanah Air telah menjadi milik bersama. Kritikus musik Denny Sakrie menilai keberadaan musisi perempuan telah mengalami kemajuan. Apalagi, tidak sedikit yang sudah menjadikan musik rock hingga metal sebagai pekerjaan.

Sumber :

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons